Globalsatu.com, MANADO- Sebanyak 15 jurnalis dari berbagai media dan daerah di Sulawesi Utara (Sulut) berhasil menyelesaikan Pelatihan Dasar Keselamatan dan Keamanan Holistik.
Pelatihan yang digelar di Kota Kotamobagu tersebut merupakan program dari Konsorsium Jurnalisme Aman, yakni Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), Yayasan TIFA dan Human Right Watch Group (HRWG).
Kelas Belajar yang diampuh oleh Zonautara.com dipercaya menggelar pelatihan Jurnalisme Aman tersebut selama dua hari pada Sabtu, (6/8/2022) hingga Minggu (7/8). Pelatihan yang digelar di Hotel Sapadia Kotamobagu itu, juga didukung penuh oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Manado.
Fasilitator kegiatan yang juga Pimpinan Redaksi Zonautara.com, Ronny Adolof Buol mengatakan, pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari Training of Trainer (TOT) Keselamatan dan Keamanan Holistik bagi Jurnalis yang digelar di Jakarta pada akhir Mei lalu.
"Pelatihan ini menjadi penting karena hingga saat ini jruanlis masih belum aman saat bekerja. Banyak jurnalis yang mengalami impunitas, diskriminasi, kekerasan, ancaman hingga kriminialisasi UU ITE," kata Ronny.
Menurut Ronny, kegiatan ini mendapat respon yang cukup positif, mengingat pelatihan seperti ini nyaris belum pernah dilakukan di Sulut terutama di wilayah Kota Kotamobagu.
"Cukup banyak yang mendaftar namun belum bisa kami akomodir semua. Semoga 15 jurnalis yang sudah menyelesaikan semua sesi selama pelatihan, bisa kembali membagi apa yang mereka dapatkan selama pelatihan kepada teman-teman jurnalis lainnya di daerah asal mereka," ungkap Ronny.
Salah satu peserta pelatihan, Romasyah Banjar yang sehari-hari meliput di wilayah Bolaang Mongondow Selatan mengatakan, seharusnya pelatihan seperti ini perlu diperhatikan dan digelar oleh perusahan media.
"Ternyata selama ini, kita sebagai jurnalis abai terhadap risiko keamanan dan keselamatan. Beruntung Kelas Belajar Zonautara.com menggelar pelatihan ini sehingga kesadaran saya bisa terbangun. Seharusnya ini jadi perhatian perusahaan media," ujar Romansyah.
Senada, peserta lainnya, Redaktur Baklak.news, Roslely Sondakh mengaku bersyukur bisa terpilih jadi peserta.
"Kami semua berangkat dari ketidaktahuan, dan setelah mengikuti pelatihan akhirnya menjadi sedikit tahu. Besar keinginan saya, ini tidak berakhir sampai di sini, tetapi bisa dilangsungkan terus menerus," kata Roslely.
Menurut Roslely, kehadiran Kelas Belajar dan fasilitator dalam pelatihan ini membuka keadaran baru bahwa banyak persoalan yang dialami jurnalis di Sulut terkait dengan keselamatan dan keamanan saat bekerja.
"Saya bilang setelah ikut pelatihan, dari yang tidak tidak tahu, saya menjadi sedikit tahu. Kenapa sedikit saja tahu, sebab saya berharap fasilitator tidak melepas kami begitu saja, dan akan terus bersama mendampingi kami dalam belajar dan berusaha memahami posisi kami sebagai jurnalis. Tidak hanya soal isu keamanan dan keselamatan holistik, tetapi untuk hal apa pun. Sebab harus saya akui bahwa jurnalis di Bolaang Mongondow Raya khususnya, jarang sekali mendapat kesempatan belajar seperti ini, " kata Roslely.
Adapun 15 jurnalis yang menjadi peserta dalam Pelatihan Dasar, masih akan terus bersama hingga terbentuknya Forum Jurnalis Aman Sulut pada November 2022 nanti.
"Selama beberapa bulan ini, akan ada beberapa kegiatan sebagai tindak lanjut dari pelatihan yang sudah mereka ikuti. Diantaranya, monitoring dan evaluasi, diskusi tertutup maupun diskusi terbuka, serta deklarasi Forum Jurnalis Aman Sulut," papar Ronny. (Ody)